WAYANG UKUR KARYA SUKASMAN STUDI EKPLORASI BENTUK
Abstract
RINGKASAN
Naskah ini berjudul “Studi Karya Tentang Eksplorasi Formasi Ukuran†pada bentuk wayang kulit itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan Masalah yang dirumuskan, mereka adalah bagaimana penampilan ide Sukasman dalam berkreasi Wayang Ukur, bagaimana sosok membentuk dan bentuk Sunggingan dari wayang Ukur dan bagaimana makna simbolis dari bentuk Wayang Ukur adalah dalam penciptaan Sukasman. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk memahami bentuk Wayang Ukur dari Sukasman. Pendekatan yang digunakan adalah estetika untuk menggambarkan karya-karya Wayang Ukur dari Ciptaan Sukasman. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis interpretasi. Simbol teori Geerts di buku "The Interpretation Culture" digunakan secara struktural yang terdiri dari fase analisis tokoh, makna simbolik, dan fase kesimpulan. Selain melakukan analisis terhadap beberapa karya Wayang Ukur dari Penciptaan Sukasman. Akhirnya dapat dipahami bahwa hasil temuan dalam penelitian ini. Itulah keberadaan Wayang Ukur yang merupakan ciptaan baru wayang yang diciptakan oleh Sukasman sejak tahun 1974, dengan melakukan perubahan pada bentuk dan teknik kerajinan belajar yang menekankan pada bentuk yang jelas dari wayang kulit Purwa gagrag Yogyakarta dan Surakarta. Jika dilihat dari seni lukis dan sudut pandang pahatan, Sukasman mencari bentuk presentasi yang terus menerus baru untuk membangkitkan perasaan ketidakmungkinan untuk presentasi, ketidakmungkinan adalah estetika khusus baginya. Dalam menciptakan karya Wayang Ukur, Sukasman selalu peduli pada seni patung dan prinsip melukis, di antaranya adalah komposisi, warna, dan keseimbangan. Ia telah melakukan sekularisme wayang kulit pementasan wayang, karena Sukasman tidak hanya mendistorsi bentuk wayang kulit, tetapi juga mengubah pementasan wayang kulit. Sukasman telah menempatkan pesinden atau penyanyi yang menghadap penonton, panggung diatur dengan rasa seni melukis dan memahat, penempatan lampu dianggap oleh kilat, sehingga Kesan warna bisa diubah sesuai keinginan.
Â
Â
Kata Kunci : Wayang Ukur, creativity, changing.